AL-HIKAM Bab I

  Hidup akan di liputi kegamangan bila kita tidak tau apa tujuan hidup kita. dalam blog ini saya mengajak ikhwan n akhwat untuk menyelami hikmah-hikmah dari sang guru besar (Ibnu Athaillah) dalam kitabnya Al-Hikam......!!!








*Berserah Pada Takdir Dan Anugrah*


"Termasuk tanda pengandalan pada amal ialah berkurangnya harapan ketika ada kesalahan"


Penjelasan:
Tidaklah muda melepaskan diri dari keterikatan hati pada apa yang kita kerjakan. kita bahkan sering memenuhi pikiran dan perasaan kita dengannya. bukan hanya saat mengerjakan tapi terlebih sesudahnya. tentu ini karena kita ingin sempurna melewati semua proses kerja(amal) hingga akhir. Akhirnya, tanpa kita sadari, kita lupa menempatkan Allah dalam perbuatan dan tindakan kita (Q.53:24-25). padahal kita mestinya "MELIBATKAN"- Nya sejak awal agar apapun hasilnya tidak mengubah kedudukan kita di sisi-Nya. maka bekerja keraslah sembari beribadah. beribadalah dengan benar dan ikhlas maka bekerjapun menjadi lepas. Bila tergoda senantiasalah luruskan niat.


"Keinginanmu untuk melulu beribadah padahal Allah masih menempatkanmu pada posisi harus             berusaha (mencari nafkah) termasuk syahwat yang samar. sebaliknya, keinginanmu untuk   berusaha padahal Allah telah menempatkanmu pada posisi melulu beribadah merupakan bentuk penurunan semangat dari tekad yang tinggi"


Penjelasan:
Allah telah menentukan peran unik untuk kita dalam hidup. dengan hiasan karakter dasar yang mengiringinya. untuk yang satu ini kita sebaiknya bersikap menerima (Q. 28:68). Tentu tidaklah muda untuk belajar menjalani "peran bawaan" ini_menjadi "khalifa di bumi" dalam bagiannya masing-masing. karena itu kita mesti menerima dengan wajar perbedaan peran satu sama lain. biarkanlah ada di antara kita yang "memperkenalkan" diri kepada khalayak ramai untuk membawa mereka kepada kesejahteraan hidup. biarkan juga diantara kita yang tetap "tersembunyi" untuk menjaga keseimbangan hidup. Dalam bahasa awam kita boleh beraktivitas di dunia formal atau informal sepanjang tidak melupakan keterkaitan kita dengan Allah. Dengan begitu kita lebih mudah menerima "kenyataan" bersama-Nya.


"Istirahatkanlah dirimu dari ikut mengatur [urusanmu].sebab apa yang telah diurus untukmu oleh selainmu tak perlu lagi kau turut mengurusnya"


Penjelasan:
Ini kebiasaan manusia pada umumnya. meskipun sudah "mewakilkan" urusan kita pada orang lain, kita terus mencampuri dan melibatkan diri. inilah yang menyebabkan kita selalu kelelahan dalam hidup ini. sebab, kita tidak pernah istirahat dari hal-hal yang sesungguhnya sudah di urus orang lain. begitupun kita sangat sering "meragukan" kekuasaan Allah atas apa yang sesungguhnya telah diurus oleh-Nya (Q. 65:3). karena itu, alih-alih kita damai menjalankan hidup ini, kita malah makin tertekan.


"Kesungguhanmu meraih apa yang telah dijamin untukmu dan kelalaianmu mengerjakan apa yang dituntut darimu merupakan bukti padamnya mata hati"


Penjelasan:
Hidup orang beriman mengalir bersamanya (Q. 16:99). Karena dilah Zat yang maha pemberi. jadi, tidak sepantasnya kita jalani hidup dengan penuh ketegangan. sebab ketegangan dan rasa tertekan itulah yang sering menjadikan  kita mengejar kebutuhan duniawi dan melupakan kepentingan ukhrawi. kita ibarat orang yang berjuang menggapai kebahagiaan "sesaat" untuk penderitaan "seabad". kita membutakan diri dari penghambaan kepada-Nya dan jatuh pada penghambaan pada dunia.


"Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan. janganlah membuatmu berpatah harapan. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu,bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada saat yang dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini"


Penjelasan:
Allah-Lah yang paling tahu keadaan dan keinginan kita. bahkan, bahkan saat kita sendiri bingung dengan keadaan yang meliputi kita dan banyaknya keinginan yang menggangu pikiran kita. kita saja yang sering kali tidak sabar pada ketentuannya. atau abai terhadap setiap "tanda" pengabulannya. permintaan kita berubah-ubah tidak Istiqamah. tetapi pengabulannya kita "tuntut" tunai. doa kita perlakukan seperti garansi tanpa batas. padahal berulangnya doa tak berarti berturut-turutnya pengabulan. Allah Maha Mengetahui kebutuhan kita. Berserahlah............


Jazzakumullah,, semoga bermanfaat.
(Insya Allah Bersambung pada Al-Hikam Bab II)


kumpulanmotivasipagi.blogspot.com