Aku Ada, Karena Kasih Sayang Allah



“Inna rahmati wasi’at kullu syai’”
Itulah yang Allah katakan kepada kita untuk mengingatkan betapa luasnya kasih sayang Allah terhadap mahluknya. “Sesungguhnya kasih sayang-Ku meliputi segala sesuatu.” Dan Allah tak pernah dusta atas apa yang dijanjikannya. Allah Yang Maha Rahman, Allah Yang Maha Rahim.
Seringkali kita merasa bahwa Allah tak lagi sayang kepada kita. Keluh kesah senantiasa menghiasi keseharian. Dan inilah bukti kerapuhan kita sebagai manusia. Manusia yang kadangkala gersang dan tak kunjung mendapat penawar peneguh hati. Dan aku sedang tidak membicarakan orang lain melainkan diriku sendiri Sang Khilaf ini.
Tentang musibah yang kemaren baru saja kami sekeluarga alami, lantas piutangku (recehan rupiah yang sengaja kukumpulkan buat biaya walimahan kelak) yang tak kunjung dilunasi oleh seorang sahabat yang telah kuanggap tauladan. Nyaris saja membuatku kembali terpuruk pada keantipatian hati. Andai saja aku tidak memandang dan berpikir dari sudut yang berbeda. Mungkin bangunan kelapangan jiwa yang baru saja kubangun terbakar kembali oleh titik api emosi.
Allah, ketika aku melafal nama-Mu yang agung itu. Kesejukan menjalar ke seluruh tubuh. Dan semua bermula dari hati. Aku yakin akan kuasa-Mu. Kuasa akan berlimpah kasih sayang yang telah Kau tunjukkan atas sadar dan tak sadarnya diriku.
Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Allah telah menjadikan kasih sayang-Nya terbagi dalam seratus bagian. Dia menahan sembilan puluh sembilan bagian di sisi-Nya dan menurunkan satu bagian ke bumi. Dari satu bagian itulah para mahluk saling mengasihi, sehingga seekor induk binatang mengangkat cakarnya dari anaknya karena takut melukainya.” (HR. Musim)

Kasih sayang-Mu saat ini hanyalah satu bagian dari seratus bagian yang ada. Dan dengan satu bagian saja ini aku sudah sangat merasa gembira. Begitupun dengan manusia dan mahluk hidup lain. Semua merasa nyaman atas kasih sayang itu. Semua bisa bebagi, dan karena itu masih ada secercah kebahagiaan atas kedamaian di alam fana ini.
Dan ketika bayi mungil itu terlahir ke bumi. Dengan berjuta kelemahan dan kerapuhan yang ada. Maka jika bukan karena kasih sayang-Mu. Bayi mungil waktu itu, mungkin tak kan bisa sebesar ini. Dan itu adalah aku, Sang Khilaf yang tetaplah rapuh.
Ya Allah kembali bangunkan aku saat berjuta manusia nyenyak terlelap.
Ya Allah kembali usik hatiku saat terlena oleh fatamorgana indahnya dunia
Ya Allah kembali tegakan aku dalam menapaki jalan pembenahan diri tiada henti
Karena diri ini tiada arti tanpa belas kasih-Mu


kumpulanmotivasipagi.blogspot.com